Trekking Gunung Merbabu yang Penuh Tanjakan Curam

Perjalanan menuju puncak gunung merbabu sungguh bukan perjalanan yang mudah. Karena bukit – bukit disini memiliki tanjakan yang curam, saya dan teman – teman traveler lainnya harus berhenti berkali – kali untuk beristirahat mempersiapkan diri mendaki tanjakan lainnya. Ada 15 menit saya habiskan berdiam diri di pinggir tanjakan dengan mendengarkan trek musik favorit saya. Dengan begitu rasa lelah pun lama kelamaan akan hilang sambil menatap pemandangan gunung didepan mata. Setelah mengumpulkan tenaga dan semangat lagi, saya menyusul teman – teman yang lain.

Setelah gagal melihat sunrise di pendakian pertama kalinya ke Merbabu, kali ini cukup beruntung disuguhi pemandangan spektakuler dari puncaknya. Butuh kesabaran memang menunggu kabut pekat itu menghilang perlahan. Ketika itu matahari sudah mulai meninggi. Tak lama, secara perlahan siluet Gunung Merapi dari sebelah utara mulai terlihat, begitupun si kembar Sumbing dan Sindoro di sebelah barat. Dari puncak dengan ketinggian 3145 Mdpl ini panorama savananya sungguh cantik, seolah membungkus bukit-bukit Merbabu dengan karpet hijau nan luas.

Desa sejuk dengan perkebunan sayur yang menghampar sepanjang jalan. Tiba disini, aroma petualangan sudah mulai menyeruak terasa. Tas carrier besar yang menempel di punggung pendaki seolah menjadi simbol persaudaraan tanpa ikatan darah diantara mereka. Mereka berbagi keramahan. Berbagi senyum yang tak hentinya mengembang dari bibir mereka meski raga masih didera lelah.

Di perjalanan pendakian sering kali melihat banyak orang yang sambil merangkak. Terkadang saking capeknya ditengah pendakian sering muncul pertanyaan kayak gitu ke temen, trus yang ditanya cuma diem abis itu ngakak bareng-bareng. Ya gitu, ditengah kondisi pendakian yang udah capek banget, apalagi pas summit attack di Gunung berapi dengan tipe trek kayak gini. Nguras tenaga banget. Tapi justru disitu serunya, bisa ngakak bareng-bareng ngetawain trek yang masih panjang dan terjal didepan mata.

Kita bukan orang bego kok yang ke Gunung cuma karena pengen capek dan foto-foto doang. Kita ke Gunung nyari pelajaran dan pengalaman bareng temen-temen, melawan ego diri sendiri dan berbaur bersama pendaki lainnya.