Kenapa Penyakit Jantung pada Perempuan Sulit Didiagnosis?

Penyakit jantung adalah salah satu penyebab utama kematian pada perempuan, namun sering kali sulit didiagnosis karena berbagai alasan yang membuat gejalanya lebih samar dibandingkan pada laki-laki. Berikut beberapa alasan mengapa penyakit jantung pada perempuan sering kali sulit didiagnosis:

1. Gejala yang Berbeda dengan Laki-Laki

Perempuan sering kali mengalami gejala penyakit jantung yang berbeda atau kurang khas dibandingkan laki-laki. Misalnya, serangan jantung pada laki-laki biasanya ditandai dengan nyeri dada hebat atau rasa seperti tertimpa benda berat. Namun, pada perempuan, gejalanya bisa lebih ringan dan melibatkan ketidaknyamanan di dada, punggung, leher, rahang, atau perut. Mereka juga mungkin mengalami gejala lain seperti kelelahan ekstrem, mual, atau sesak napas. Karena gejala ini tidak langsung terkait dengan jantung, perempuan sering kali mengabaikan tanda-tanda awal atau mengira penyebabnya adalah kondisi lain, seperti gangguan pencernaan atau stres.

2. Perbedaan Fisiologis

Anatomi jantung perempuan berbeda dalam beberapa hal dengan jantung laki-laki, seperti ukuran pembuluh darah yang lebih kecil. Perbedaan ini membuat pemeriksaan standar seperti angiografi koroner (tes untuk mendeteksi penyumbatan di pembuluh darah) mungkin tidak selalu mendeteksi masalah pada perempuan. Penyakit arteri kecil atau microvascular angina, yang lebih umum pada perempuan, bisa sulit terdeteksi dengan metode diagnostik konvensional.

3. Kurangnya Kesadaran pada Perempuan dan Dokter

Banyak perempuan dan bahkan beberapa profesional medis kurang menyadari risiko penyakit jantung pada perempuan. Meskipun penyakit jantung lebih sering diasosiasikan dengan laki-laki, perempuan memiliki risiko yang sama tingginya, terutama setelah menopause. Kurangnya kesadaran ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam pencarian diagnosis atau perawatan yang tepat. Penelitian juga menunjukkan bahwa dokter terkadang lebih lambat dalam meresepkan tes diagnostik atau tindakan medis kepada perempuan yang melaporkan gejala jantung.

4. Pengaruh Hormon dan Menopause

Pada masa pramenopause, estrogen memberikan perlindungan terhadap jantung bagi perempuan. Namun, setelah menopause, tingkat estrogen menurun, yang berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Karena perubahan hormon ini dapat menyebabkan gejala-gejala lain seperti hot flashes dan kelelahan, perempuan sering kali tidak menyadari bahwa mereka mungkin juga mengalami gejala penyakit jantung.