Perjalanan menuju Kampung bena cukup jauh karena menempuh jarak sampai dengan 19 km baru bisa sampai ke desa yang unik ini. Itu pun harus pergi dari bajawa menuju desa ini. Sementara bajawa dapat ditempuh dari labuan bajo selama 7 sampai dengan 9 jam. Panjang juga ternyata perjalanan untuk melihat salah satu kampung yang ada sejak zaman megalithikum ini.
Para wisatawan yang masuk ke desa ini tidak memerlukan tiket masuk, namun biasanya mereka mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela agar kampung tersebut bisa tetap dilestarikan. Para wanita yang suka menenun disana biasanya juga menjual hasil karyanya yang dibandrol sekitar 300 ribuan. Harga yang tergolong terjangkau untuk suatu hasil karya dari salah satu budaya Indonesia ini ya. Dilansir dari instagram catatanbackpacker, ini dia kisah dari Ashari Yudha yang berkunjung ke desa ini.
Jalan yang penuh kelokan dengan kemiringan yang curam sudah menjadi makanan sehari-hari tim #Terios7Wonders. Morfologi pulau Flores yang naik turun membuat rute lintas utama dibuat berkelok-kelok mengikuti kontur. Tetapi pemandangan yang magical dan nyamannya kabin Daihatsu Teriost membuat kami bersemangat untuk menghampiri Wonders berikutnya!
Setelah perjalanan cukup panjang dari Maumere, akhirnya tim @daihatsuind tiba juga di Kampung Bena! Kampung Bena merupakan salah satu kampung adat yang masih terjaga adat istiadatnya. Anak-anak kecil menyambut kami dengan tawanya saat kami masuk kedalam komplek. Rumah-rumah adat yang dibangun dari kayu berdiri tegak. Atapnya disusun oleh rumbai dedaunan. Para Mama tua sedang menenun sembari mengobrol dengan cucunya. Sepertinya, para pemuda sedang pergi ke kebun karena jarang terlihat di sekitaran desa.
Aku terdiam sejenak. Kunjungan ke Desa Bena adalah kunjungan ketigaku dan hingga saat ini, tak ada yang berubah. Masih tetap asri dan nyaman seperti sebelumnya. Sepertinya, menginap disini menyenangkan.
Satu doa pernah kupanjatkan disini. Saat itu aku berharap untuk bisa kembali lagi ke Desa Bena untuk memberikan foto-foto kepada keluarga disini. Dan doaku dikabulkan oleh yang Maha Kuasa. Aku kembali ke Desa Bena, sekali lagi.